PERAN MASYARAKAT MADURA DALAM MENGAHADAPI DISPARITAS TEOLOGIS KEBUDAYAAN DI MADURA







Penulis: masti yanto 

Prodi: Pendidikan agama Islam

Angkatan: 2022


     Budaya merupakan cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh seseorang atau kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam tulisan ini kami akan menjelaskan lebih rinci tentang substansi kebudayaan yang ada di madura, sehingga disparitas tidak menjadi penghalang untuk membangun dan memperkuat kebudayaan madura. Kebudayaan di madura sudah menjadi darah dan daging masyarakat madura, dimana masyarakat madura telah lama mengimplementasikan budaya dalam kehidupan sehari-hari. Sering berjalannya waktu esensi dari kebudayaan yang ada di madura semakin terkikis dan kurang nilai-nilai integritasnya. 

   Kebudayaan di madura beraneka ragam dan corak dalam bentuk implikasinya tergantung pada geografis dan sosiologis yang menjadi tempat pelaksanaan budaya. Tidak jauh dari kalimat moderasi, “disparitas” menjadi tolak ukur utama dalam mengintegrasikan nilai-nilai moral dan etika di dalam implementasi budaya yang ada di madura, dan dalam tulisan ini akan menjelaskan bagaimana esensi dari teologis masyarakat madura terhadap budaya yang ada dimadura. Keyakinan masyarakat madura terhadap kebudayaan yang ada di madura sangat berkaitan dengan teologis atau keyakinan masyarakat madura, contohnya dalam masalah tengka di madura sering kali keluar adagium “pah penterrih orengngah mon tak andik akhlak, paggun tak kerah paradduh kah masyarakat” Artinya, sepintar apapun orang tersebut jika tidak mempunyai akhlak yang bagus maka tidak akan dihargai oleh orang lain. Keluarnya kalimat tersebut dari orang madura maka sudah bertanda jika orang madura sangat kental dengan keyakinan ajaran nabi Muhammad Saw tentang akhlak dan tengka. 

    Dengan kata lain, orang madura lebih menjunjung tinggi integritas moral dan akhlak dari pada ilmu pengetahuan. Di dalam problematika yang berbeda masyarakat madura mempunyai keyakinan yang disparitasi dalam melakukan suatu kegiatan, contohnya dalam hal penggunaan teknologi, orang madura lebih meyakini bahwa membaca al-Qura’an lebih barokah membacanya di mushaf dari pada membacanya di teknologi digital atau android, keyakinan orang madura seperti ini yang tidak bisa di tukar tambahkan dengan hal-hal apapun. Akan tetapi, tidak semua masyarakat madura meyakini akan hal itu, sering kali dan ada sebagian masyarakat madura yang bersikap apatis terhadap sesuatu yang pada hakikatnya sama saja. 

    Sudut pandang yang seperti ini perlu untuk di revitalisasi atau di perbaiki dalam keyakinan dan kehidupan masyarakat madura, akan tetapi hal ini tentunya tidak mengurangi asensi dan esensi nilai-nilai integritas orang madura yaitu menjunjung tinggi nilai-nilai moral, etika, akhlak dan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembuatan buku tabungan 300 penerima beasiswa Kip-k 2024

Pembekalan Training New members of Bidikmisi kip-k 2024

Opening Ceremony Train B Kip-k 2024