MENORMALISASI YANG SALAH DAN MELUMRAHKAN YANG BENAR
Nama penulis: Moh. Beni pratama dan masti yanto
Kesalahan dan kebenaran merupakan hal yang mutlak dimiliki oleh setiap manusia, Akan tetapi sesuatu yang sudah salah harus lebih tegas bagi kita untuk memperbaikinya. Pada Zaman Sekarang banyak sekali manusia-manusia yang menormalisasikan suatu aktivitas yang buruk dan tidak baik untuknya, bukan hanya minuman keras yang dilarang dalam islam akan tetapi mendekati yang bukan mahramnya pun merupakan suatu hal yang di benci oleh tuhan, banyak Sekarang manusia-manusia mengganggap suatu yang besar menjadi kecil Begitu juga sebaliknya suatu yang kecil menjadi besar, banyak sudah Contoh dan implementasi yang diberikan oleh manusia-manusia yang kurang sadar atas kesalahan dirinya, Seperti berpacaran syariah yang biasa dikatan oleh anak-anak muda zaman Sekarang, Pacaran merupakan suatu hal atau suatu perbuatan yang dilarang oleh allah SWT dan konsekuensi yang di dapatkan juga besar dari tuhan kita, termasuk orang yang paham agama pun terjerumus ke dalam lingkar maksiat dan lingkar setan, yaitu dia menganggap bahwa pacaran itu baik karena tidak saling berpegangan tangan akan tetapi salah satu jalan untuk menuju gerbang kemaksiatan yaitu jalan menuju zina karena sesunguhnya Allah melarang keras kepada hambanya untuk mendekati perbuatan zina sebagaimana dalam firmannya:
“Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhya zina adalah suatu perbuatan yang keji”. QS. Al- Isra’ ayat 32.
Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa sebagai seorang muslim yang baik kita di larang mendekatinya apalagi sampai melakukanya, namun mirisnya jaman sekarang perbuatan tersebut sudah di anggap biasa oleh kebanyakan kaum remaja bahkan tidak segan-segan mereka dengan menggunakan fasilitas agama sebagai alasan dalam berpacaran atau dikenal sebagai “Pacaran Syari’at”, yaitu pacaran tapi mengingatkan untuk sholat tahajjud serta melakukan ibadah lainnya yang menurutnya dapat membantu semagat dalam ibadahnya, padahal Allah saja sebagai Tuhannya sering kali dilanggar perintah syariat nya, lantas? Kenapa ketika pacarnya menyuruh sholat ia semangat? Apa ia sholat karena takut di tinggal pacarnya? Sedangkan ia tidak pernah merasa takut ketika melanggar perintah dan larangan dari Tuhannya, sejak kapan posisi pacarmu bisa menggantikan posisi Tuhan?.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berkomentar sesuai topik yang dibicarakan, gunakan kata-kata yang baik dan tidak mengandung sara, p*rn*gr*fi, dan sebagainya. Setiap komentar yang anda kirimkan akan sangat berharga bagi kami. Terimakasih!