Membanggakan, kelas fiksi fradiksi mencetuskan karya dalam hitungan menit



Jingga dan kenangannya 

Daisy, aku tak dapat memalingkan perhatian. 

Dirimu terlalu menarik, menarikku jauh ke alammu. 

Bagaimana kau bisa begitu tenang, sementara hatiku bergemuruh. 

Bergeming, itu kesukaanmu. 

Aku cemburu ketika teman-temanmu berbaris rapi memberikan hormat menghadiahkan senyum terbaiknya.

Dia begitu memesona, hingga pegunungan tampak menyambutnya dengan gugusan awan terbuka bak kelambu pertunjukan. 

Dia semakin merona, Daisy. 

Jingga, kuning, kemerahan tumpah di ufuk timur. 

Dirimu semakin takjub, Daisy. Sesekali mengayunkan badan persis tarian gemulai para ronggeng ketika dirimu tersapu angin. 

Tapi, lihatlah barang sejenak, Daisy.

Tepat dibelakangmu, dekat sekali. 

Sekalipun kau tak pernah melihatku bahwa aku lebih mengagumimu.


Karya : Rina (Mentor kelas fradiksi)


Harapan

Menciptakan kenangan dengan segala macam keindahan

Namun pulang meninggalkan kegelapan

Menyisakan kesenangan yang di tubruk akan ketakutan

Menanti kapankah muncul kembali,tanpa harus pergi lagi

Namun itu hanyalah sebuah harapan yang tak pasti, akan tetapi hati masih setia menanti

Sehebat itukah dirimu...?

Meraung dalam hati Menciptakan getaran kegelisahan akan ditinggalkan

Hingga semuanya terlupakan demi senjaku ini yang selalu ku rindukan

Akankah kau datang..?

Dirimu selalu ku nantikan

Ku perjuangkan hingga tak harus meninggalkan. 


Karya: Ach. Fasihul lisan


Keajaiban Senja di Puncak Gunung


Di bawah langit senja yang merah merona,

Gunung-gunung hening menyambut datangnya malam,

Bunga-bunga putih mekar dengan lembut,

Di atas padang rumput yang hijau nan sejuk.

Matahari perlahan tenggelam,

Memberikan sentuhan terakhir pada puncak-puncak batu,

Cahaya emas menyelimuti alam,

Menciptakan keajaiban yang tak terlukiskan.

Aroma tanah dan bunga liar,

Bergabung dalam harmoni yang sempurna,

Alam berbicara dalam kesunyian,

Tentang kedamaian yang abadi.

Hati yang resah, temukan ketenangan di sini,

Dalam pelukan lembut alam yang abadi,

Biarkan jiwa melayang bersama angin,

Menyatu dengan keindahan yang murni.


Karya: Ula Hidayatul Ikhroma 


Senja dan kenangannya 

Senja di Pegunungan dan Bunga-Bunga Bermekaran

Di kaki pegunungan nan tinggi,

Senja melukis langit dengan warna-warni.

Mentari perlahan meredupkan sinarnya,

Menggurat cakrawala dengan rona jingga.

Di lembah hijau penuh pesona,

Bunga-bunga bermekaran ceria.

Mekar dalam pelukan angin malam menghampiri,

Menari-nari, menebar harum semerbak.

Sejauh mata memandang,

Keindahan alam menyejukkan jiwa.

Di antara pepohonan dan bukit-bukit,

Semesta menyatu dalam harmoni indah.

Senja membawa ketenangan,

Menjanjikan malam yang damai.

Bunga-bunga menjadi saksi bisu,

Tentang cinta alam yang abadi.

Oh, senja di pegunungan,

Dengan bunga-bunga bermekaran.

Engkau adalah lukisan Tuhan,

Yang mengajarkan tentang keindahan dan ketenangan.


Karya : Masti yanto 


Kerinduan

Rajutan kerinduan dalam hati, Mengarungi luas nya cakrawala keindahan

Untaian dedaunan yang bersorak-sorai 

Pegununan indah nan Asri 

Jingga nya fajar di ufuk timur

dan Angin sepoi-sepoi yang lewat 

Berbisik dengan pelan 

Mengingat kembali rasa yang telah lama tersimpan

Kerinduan membakar hati dan Menyalaaaa 

Namun, yang ku ingat hanyalah dirimu 

Gemerlapan mata mengalahkan terangnya fajar jingga

Ketika jalanmu menghancurkan sorak-sorai dedaunan 

Nada lembut bicaramu memusnahkan angin sepoi-sepoi

Oh... yang disana 

Keindahanmu bak Fajar yang terbit di antara pegunungan 

Maka Izinkan aku untuk memiliki mu biar tak jauh langkahku


Karya: Ubaidillah As


Senjaku 


Ketika prosesku mulai menjadi angka 

Dan senjapun perlu meninggalkan matahari 

Tak satupun yang terlihat terang 

Begitupula dikejauhan hari 

Keheningan yang tebias dan menunggumu 


Namun senja tak pernah meninggalkannya 

Kesempatan pergi dan selalu kembali pada esok hari 

Tak pernah lari

Selalu tiba pada sempurna waktu

Menunggu matahari dan pergi bersamanya 


Tak kusadari betapa indahnya pada hari itu 

Betapa indah ombak yang berderu 

Menyerbu bibir pantai 

Seakan aku membawa rindu yang hangat bersamamu


Mila Rahmawati


*Malam merindu mu* 

Di malam sunyi, bintang berbisik lirih,

Rindu menggerayangi hati, seperti angin sepoi basah.

Jarak tak terukur, waktu seakan berhenti,

Kenangan terjalin erat, dalam benang mimpi.


Setiap detik yang berlalu, semakin rindu,

Seperti ombak yang selalu merindukan pantai.

Wajahmu hadir dalam benak, indah dan penuh arti,

Meski jauh, bayangmu tak pernah pergi.


Kusimpan setiap canda, tawa, dan senyuman,

Dalam hati yang merindukanmu dalam diam.

Rindu ini abadi, tak lekang oleh waktu,

Menanti saat kita bertemu, di bawah langit biru.


Biarlah rindu ini mengalir, seperti sungai ke samudera,

Hingga tiba saatnya kita kembali bersama.

Dalam dekapan hangat, hilang semua lara,

Rindu pun sirna, tergantikan cinta.


Oleh: Muhammad ilzam 


Mengingatmu


Aura sendunya yang merah bak dirimu yang bersinar dalam benak

Keajaiban dunia berbungkus cahaya jingga tidak pernah gagal membuat imajinasiku bergerai tentang dirimu

Kesejukan ini bagai peluk yang pernah aku milik, bau ini juga pernah menjadi hal mutlak yang harus aku dengar di setiap hembusan nafas

Aku tidak tahu apakah kamu tahu tentang kegilaan ini aku tidak tahu kapan ini berakhir, yang aku tahu aku tidak akan pernah melupakanmu

Sungguh pesonamu adalah salah satu hal yang tidak bisa aku tolak dan sayang itu juga hal yang tidak bisa aku milik namun masih bisa untuk aku kagumi

Oleh: msskea

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembuatan buku tabungan 300 penerima beasiswa Kip-k 2024

Pembekalan Training New members of Bidikmisi kip-k 2024

Opening Ceremony Train B Kip-k 2024