TELAAH KRITIS MENJADI INSAN YANG BERSYUKUR, AKUNTABEL, DAN MENGHORMATI SESAMA UKHUWAH ISLAMIYAH
Tahukah anda ketika kita pandai bersyukur dari nafas yang kita hembuskan setiap detik yang Allah kasih untuk kita gratis tanpa repot- membawa tabung oksigen seperti orang yang terkena penyakit asma pastilah menjadi Insan yang yang tidak akan kurang akan nikmat Allah. Jika kita kalkulasikan ketika orang yang sakit pernafasan menghabiskan tabung oksigen yang besar harganya misal Rp 500/ hari X 30 hari= 15.000.000 ini hanya satu bulan saja, jikas setahun 15.000.000 x 12= 180.000.000. maka fabiayyiala irabbikuma tukadziban. Semoga kita menjadi manusia yang bersyukur atas nikmat Allah, karena manusia adalah makhluk yang sempurna yang Allah ciptakan dari makhluk lainnya. Dalam Alquran sudah jelas firman Allah swt laqad kholaknal insanafi ahsani takwim bahwasanya Allah menciptakan manusia sebaik baik bentuk. Mengutip dari hadis arbain pasal ke empat, juga disinggung proses pembentukan manusia dari nutfah- alaqah -mudwoh kemudian ditiupkan roh kedalam calon anak tersebut pada waktu umur 4 bulan dan dicatat empat perkara yakni rizki, ajal, amal (perbuatan), susah dan senangnya.
Ketika menelaah dan menghubungkan dengan sains begitu panjang dan begitu lama proses manusia di dalam rahim seeorang ibu. Dalam bukunya Dr. Zakir Naik Miracle of Al Quran dan Assunnah hal. 61 bahwasanya manusia diciptakan dari nutfathain amshaj (cairan yang bercampur) dalam Al quran surat Al Insan: 2 yang artinya” sesugnguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur”. Ketika kita mencoba sejenak berpikir bagaimana jika kita dilahirkan dalam keadaan yang tidak sempurna (cacat), apakah kita masih bersyukur ataukah menangis meratapi ocehan orang ataukah kita menyesal lahir di dunia ini. Itulah uijian dari Allah apakah mulut kita masih bisa mengucapkan kalimat tahmid. ketika ketidak sempurnaan itu menimpa diri kita atau sanak saudara kita. Setan terus menguji dan merayu hati manusia bagaimana supaya manusia berhenti bersyukur sehingga manusia merasa kurang akan nikmat rabnya. Ada dua point yang harus diperhatikan dalam bersyukur:
Syukur dari rab kepada hambanya, syukur rab pada hambanya dengan cara memberi balasan yang baik sesuai kadar keikhlasannya. Qs Al Insan: 22 Allah membalas amalan dengan pahala.
Syukur dari hamba pada rabnya, yakni mensyukuri nikmat yang Allah berikan besar kecil diterima dengan hati yang lapan.
Hidup seperti roda berputar, terkadang di atas terkadang di bawah. Ketika manusia sudah pandai bersukur pastinya manusia juga bisa mengakuntabilitas terhadap problem- problem yang dia perbuat. Makna akuntabel ada yang memaknai bertanggung jawab dalam hal ini bagaimana selayaknnya manusia jika berbuat salah sesama manusianya harus meminta maaf. Dalam konteks hablum minallah jika seorang hamba berbuat dosa mestinya hamba tersebut meminta ampunan pada Rabnya karena allah maha pemberi maaf pula maha penyayang.
Selain itu, makna akuntabel/ akuntabilitas ada yang memaknai dapat dipercaya artinya kita tidak boleh mengingkari sesuatu yang di amanahkan orang lain untuk kita, jika itu terjadi maka kita termasuk orang yang munafik.
Begitu indah hidup ini jika saling tolong menolong dan saling meghargai ikhtilaf sesama ukhwah islamiyah karena pada dasarnya sesama muslim adalah saudara. Sifat saling tolog menolong analogikan dengan 5 jari kita jika salah satu jarinya tidak ada, maka tidak akan maksimal ketika kita melakukan suatu pekerjaan. Maka dari itu kita harus menghaargai dan menghormati sesama ukhuwah Islamiyah.
Oleh: Nafilah Sulfa
Prodi: Ilmu Alquran dan Tafsir
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berkomentar sesuai topik yang dibicarakan, gunakan kata-kata yang baik dan tidak mengandung sara, p*rn*gr*fi, dan sebagainya. Setiap komentar yang anda kirimkan akan sangat berharga bagi kami. Terimakasih!