Akademisi dan Praktisi
Teori dan Pelaku
Dalam pelaksanaan kewirausahaan ada dua konteks yang menjadi peran utama yaitu sebagai Teori atau sebagai pelaku. Terkadang kita sebagai manusia hanya menginginkan kesuksesan melalui cara instan saja, akan tetapi tidak ingin mengetahui proses dari kesuksesan itu sendiri. Ibaratkan dengan Lautan bahwa di dalam lautan ada ikan yang besar dan terumbu karang yang indah akan tetapi kita hanya melihatnya tanpa harus menyelaminya, begitu juga dengan kesuksesan kita akan mendapatkan hasil yang indah ketika sudah mengetahui proses, kegigihan, dan ketekunan dalam memperoleh kesuksesan. Meskipun di tengah lautan akan banyak ombak dan angin yang akan menerjang hal itu adalah bentuk ujian atau tantangan yang akan di lalui oleh orang yang bersungguh-sungguh untuk mendapatkan kesuksesan. Disisi lain, ada sebuah cerita ada seorang siswa dan seorang guru yang sedang berbicara, dan seorang siswa bertanya pada guru tersebut "Seperti apa Kesuksesan itu ?" Sang guru mengajak anak itu keluar kelas lalu di tunjukkannya dinding tembok yang besar lalu sang guru bilang "Apakah kmu ingin tau apa yang ada di balik tembok tersebut ?" Jika kamu ingin tau makan naiklah, jawaban anak tersebut enggan untuk menaiknya, akan tetapi sang guru bilang bahwa di belakang tembok tersebut ada tumpukan emas, maka sang anak tersebut langsung bersegera untuk tau bagaimana caranya untuk mendapatkan Emas tersebut. Begitu pula dengan kesuksesan jangan terlalu di pandang bagaimana proses dan hasil dari keberhasilan itu, tapi bagaimana proses itu membawamu pada titik kesuksesan. Seperti apa yang dikatakan oleh Rasulullah jika kau ingin melakukan segera lakukan jangan di tunda, akan tetapi jika kau ingin melakukan sebuah keburukan maka segeralah untuk di tunda. Ada satu kalimat yang menjadi penyemangat bagi kita dari H. Bukat selaku owner rumah makan Asela bahwa _"orang sukses bukan berasal dari orang yang berada di zona nyaman, akan tetapi orang sukses pergi ke zona yang tidak aman, karena di zona tidak aman maka kamu akan mendapatkan ilmu dari kesuksesan"_ H. Bukat juga menyampaikan mengapa sahabat nabi yaitu Usman bin Affan itu kaya ? Karena Usman bin Affan pandai untuk mengelola waktu, sehingga pada saat di Mekkah Usman bin Affan berdoa pada Tuhan agar dirinya miskin, dan membeli kurma busuk agar dirinya terjatuh miskin, akan tetapi Usman bin Affan semakin kaya dengan menjual kurma busuk tersebut. Satu pesan lagi dari H. Bukat selaku owner rumah makan Asela bahwa _"Kita sebagai manusia mempunyai potensi kesuksesan, akan tetapi kita harus mengetahui bagimana kesuksesan itu dapat kita raih, yaitu dengan berusaha dan tidak takut untuk mencoba, karena setiap jam dan setiap waktu itu adalah potensi bagi kita untuk mendapatkan kesuksesan tersebut "
Penulis: Masti yanto
Kutipan tulisan: Silaturahmi dengan owner rumah makan Asela H. Bukat
Semoga bermanfaat
BalasHapus