OPINI RAMADHAN MENYAMBUT IDUL FITRI KARYA ANAK FRADIKSI

 

OPINI KARYA ANAK FRADIKSI TENTANG RAMADHAN MENYAMBUT IDUL FITRI 

Penulis: Safira junianti
Judul: Umat Non-Muslim Boleh Merayakan Hari Kemenangan (Idul Fitri) Umat Muslim?

Ramadan adalah salah satu bulan mulia, bulan berkah, serta bulan kebahagiaan bagi umat manusia di seluruh penjuru dunia, khususnya umat muslim. Sangat tepat bagi umat muslim hendak mereka menginginkan perubahan, baik dari segi hubungannya kepada Allah maupun hubungannya kepada sesama manusia. Hubungan manusia kepada Allah bisa dilakukan dengan cara lebih giat beribadah, mendekatkan diri kepada-Nya, dan menahan nafsu akan hal yang dapat mengurangi pahala puasa. Sedangkan hubungan dengan sesama manusia bisa diaplikasikan dengan cara lebih banyak bersedekah, saling tolong menolong dan semacamnya.
Sebagaimana yang ramai terjadi pada ramadan tahun 2024 ini, tak hanya umat muslim yang merayakan kebahagiaan ramadan, masyarakat non-muslim pun ikut merasakan kebahagiaan tersebut. Seperti berburu takjil, ramadan kali ini banyak sekali di sosial media orang-orang non-muslim melakukannya, dan hal itu yang membuktikan bahwa bulan ramadan ini tidak hanya (bulan) bagi umat muslim, melainkan juga bagi seluruh umat manusia. Dipaparkan firman Allah Swt. dalam QS. Al-Baqa>rah ayat 185, “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” Firman tersebut benar, dan sesuai dengan fenomena yang ada pada bulan ramadan tahun ini. Artinya, umat non-muslim dapat dikatakan ikut merayakan bulan ramadan umat muslim. Lalu, bagaimana dengan hari raya umat muslim (Idul Fitri), apakah non-muslim juga bisa merayakan hari kemenangan tersebut?
Idul fitri, adalah hari raya, hari kemenangan, hari bahagia, hari dimana menjadi sebuah momentum atas kemenangan umat muslim yang mampu menahan diri dari haus, lapar, dan segala nafsu selama satu bulan berpuasa. Pada hari tersebut menjadi tradisi antar umat muslim saling mengucapkan selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir batin, dan kegiatan yang utama dilakukan pada hari raya adalah silaturahmi, menyambung persaudaraan. Mengapa? Karena manusia terkadang sering putus hubungan, karena kesibukan masing-masing, karena benci atau praduga, karena sakit, dan sebagainya. Oleh karena itu, hari raya merupakan saat yang ditunggutunggu umat muslim dan bahkan non-muslim dengan tujuan untuk menghubungkan kembali persaudaraan atau persahabatan yang sempat hilang, terputus, baik sengaja atau tidak sengaja. Sama hal nya dengan non-muslim, mereka juga memiliki hari kemenangan tersendiri, yakni Hari Natal. Namun pada hari Idul Fitri ini, orang nonmuslim sangat bisa dan diperbolehkan ikut merayakannya, selain dari agama Islam sendiri tidak melarangnya, negara kita Indonesia juga mengutamakan yang namanya toleransi. Sebagai sikap menghargai dan menghormati kepercayaan agama yang berbeda, umat muslim sendiri terbuka dan menyambut dengan gembira akan kehadiran orang non-muslim pada hari Idul Fitri, yang tidak lain mereka datang hanya untuk memperkuat tali persaudaraan.
Perayaan-perayaan yang ada di umat muslim, umat non-muslim boleh untuk ikut merayakannya dengan sikap kewajaran. Namun tidak sebaliknya, ketika perayaan umat non-muslim, umat muslim tidak bisa bertindak sama dengan mereka. Karena, dalam agama Islam terdapat larangan mengikuti perayaan agama lain, toleransi nya cukup dengan cara menghargai dan tidak mengganggu, sebagaimana firman Allah Swt. dalam QS. Al-Ka>firu>n ayat 6, “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku”. Jadi tidak ada tukar-menukar dengan pengikut agama lain dalam hal peribadahan kepada Tuhannya, dan hal itu menjadi tuntunan umat muslim ketika hidup berdampingan dengan agama lain. Allah Swt. pun menekankan perihal toleransi antar umat beragama, hal ini dilakukan melalui pengerjaan ibadah sesuai dengan ketentuan agama masing-masing tanpa mencampuradukkan urusan keduanya.
Dengan demikian, pemaparan di atas sudah jelas, bahwa apa-apa yang terdapat di dalam Al-Qur'an itu sesuai dengan kehidupan manusia di dunia. Hanya saja, terkadang manusia sendiri masih belum menyadari dan bahkan sering mengabaikan isi kandungan ayat tersebut. Oleh karenanya, pentingnya belajar memahami apa yang telah menjadi bagian dari agama kita masing-masing, dengan tujuan agar manusia itu memiliki sikap menghargai dan tidak menimbulkan sikap merendahkan kepada yang lain, terlebih kepada yang tidak seagama. Wallahu A‘lam..


Penulis: Arinal Haq Fauziah 
Judul: Rakemdar (Ramadhan Kareem Menyambut Lailatul Qadar)  

Bulan Ramadhan merupakan bulan anugerah yang selalu dinanti-nantikan oleh para umat muslim di seluruh penjuru dunia. Ruang lingkup keberkahan bulan Ramadhan tidak hanya sebatas pada ibadah puasa saja, namun bulan Ramadhan merupakan sebuah anugerah dan keberkahan bagi umat muslim untuk bisa lebih dekat lagi dengan sang pencipta yaitu Allah SWT. Terdapat banyak sekali keutamaan dalam bulan Ramadhan, salah satunya yaitu pahala yang dilipatgandakan bagi setiap umat muslim yang melakukan ibadah. Ramadhan telah membawa banyak perubahan, yang awalnya jarang bahkan tidak pernah membaca Al-Quran, sebab berkahnya Ramadhan menjadi rajin membaca Al-Qur’an dan tadarusan. Yang dulunya jarang ke Masjid untuk melakukan shalat berjamaah, sebab bulan Ramadhan menjadi orang yang paling bersemangat untuk melaksanakan shalat berjamaah. Hal itu tidak terlepas dari istimewanya bulan Ramadhan yang menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi orang-orang yang beribadah, bahkan tidurnya orang yang sedang berpuasa diganjar dengan pahala oleh Allah, hal ini yang menjadi bentuk keistimewaan bulan Ramadhan di antara bulan yang lainnya. Di bulan Ramadhan selain meperbanyak ibadah, umat muslim juga berlomba-lomba untuk bertaubat atau meminta ampunan pada Allah. Hal tersebut sebagai bentuk refleksi diri dari dosa-dosa terdahulu yang pernah diperbuat agar kedepannya bisa menghindari kemaksiatan dan menjadi hamba Allah yang lebih taat. Ramadhan Kareem juga menyimpan keistimewaan lainnya yaitu malam Lailatul Qadar. Malam lailatul Qadar dikenal dengan malam yang lebih baik daripada seribu bulan, sebab di malam Lailatul Qadar ini firman Allah berupa Al-Qur’an diturunkan ke muka bumi melalui malaikat Jibril pada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman dan petunjuk kehidupan bagi seluruh alam semesta dan seisinya. Malam Lailatul Qadar terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, sehingga pada waktu ini seluruh umat muslim di penjuru dunia berbondong-bondong dan berlomba-lomba untuk beribadah kepada Allah agar mendapatkan keistimewaan dan keberkahan dari malam yang lebih baik dari seribu bulan ini. Keistimewaan, keberkahan, dan kesejahteraan malam Lailatul Qadar ini tidak perlu diragukan lagi, sebab Allah SWT yang maha pemurah telah melimpahkan berbagai keistimewaan yaitu, pada malam Lailatul Qadar dosa-dosa umat muslim diampuni, oleh sebab itu dianjurkan untuk bertaubat dan meminta ampun pada Allah SWT. Selain itu, pada malam Lailatul Qadar, para malaikat berbondong-bondong turun ke bumi, dan karena itu pada malam tersebut umat muslim dianjurkan untuk banyak berdoa pada Allah SWT. Amalanamalan yang biasanya umat muslim lakukan pada saat malam Lailatul Qadar yaitu dengan wukuf di Masjid, melakukan Shalat tahajjud, membaca Al-Qur’an, bersedekah, berdzikir dan masih banyak lagi. hal itu dilakukan sebab ibadah-ibadah yang dilakukan pada malam tersebut diganjar dengan pahala yang sangat amat besar. Hal itu yang mengantarkan antuasiasme umat muslim melonjak sebab mereka berharap dapat merasakan berkahnya malam Lailatul Qadar dengan memperbanyak ibadah agar menjadi manusia yang dekat di sisi Allah dan mendapatkan surganya kelak di akhirat. Para umat muslim diharapkan mampu beribadah dengan tekun dan dengan kesadaran tinggi mengenai momentum berharga ini, sebab keberkahan Ramadhan malam lailatul Qadar merupakan kunci bersihnya jiwa dan hati dalam menyambut hari raya kemenangan yaitu hari raya idul fitri. Bagi orang-orang yang mengabaikan malam Lailatul Qadar, mereka termasuk orang yang merugi sebab melewatkan kesempatan berharga untuk mendapatkan keberkahan dan keutamaan Ramadhan. Oleh sebab itu, penulis berharap para masyarakat muslim dapat bersungguh-sungguh untuk beribadah dengan keikhlasan hati untuk tempat terbaik di sisi Allah dan mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan.  


Penulis: Achmad muafi Siddiq 
Judul: Ramadhan Menuju Idul Fitri (Keberkahan)

Keberkahan menuju Idul Fitri 1445 H merupakan momentum yang penuh berkah bagi umat Muslim di seluruh dunia. Idul Fitri tidak hanya menjadi penanda berakhirnya bulan suci Ramadan, tetapi juga merupakan momen kebersamaan, introspeksi, dan kebahagiaan bagi umat Islam. Di tengah perayaan ini, kewajiban membayar zakat menjadi salah satu aspek penting yang tidak boleh diabaikan. Sebagai bentuk ibadah dan solidaritas sosial, membayar zakat memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat ikatan antar sesama dan membantu mereka yang membutuhkan.
Pertama-tama, keberkahan Idul Fitri tercermin dari kesadaran spiritual yang meningkat selama bulan Ramadan. Bulan yang penuh berkah ini merupakan waktu di mana umat Muslim meningkatkan ibadah, introspeksi diri, dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Dengan berpuasa dan menahan diri dari hawa nafsu, umat Muslim berusaha mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan menemukan makna yang lebih dalam dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, Idul Fitri adalah momen penting untuk merayakan pencapaian spiritual dan kebersamaan dalam menjalankan ibadah.
Kedua, Idul Fitri juga menjadi waktu untuk merayakan persaudaraan dan kebersamaan umat Muslim. Tradisi silaturahmi dan berkumpul bersama keluarga, teman, dan tetangga menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini. Di tengah kegembiraan dan kebersamaan ini, kewajiban membayar zakat mengingatkan umat Muslim akan pentingnya berbagi rezeki dengan sesama. Zakat bukan hanya sekadar kewajiban agama, tetapi juga merupakan bentuk nyata dari solidaritas sosial dan kepedulian terhadap yang kurang mampu di dalam masyarakat.
Ketiga, membayar zakat juga merupakan cara untuk membersihkan harta dari sifat serakah dan kecintaan berlebihan terhadap materi. Dengan melepaskan sebagian rezeki untuk diberikan kepada yang membutuhkan, umat Muslim belajar untuk mengendalikan hawa nafsu dan menghargai nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Dalam konteks ini, zakat bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan sarana untuk mencapai kesucian hati dan keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.
Keempat, kewajiban membayar zakat juga memiliki dampak positif dalam memerangi kemiskinan dan kesenjangan sosial. Dengan mendistribusikan kekayaan secara adil, zakat membantu menyediakan dukungan finansial bagi yang kurang mampu dan memperkuat keberlangsungan ekonomi umat Muslim secara keseluruhan. Selain itu, zakat juga dapat digunakan untuk membiayai program-program pembangunan dan kesejahteraan sosial yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Dengan demikian, keberkahan menuju Idul Fitri 1445 H tidak dapat dipisahkan dari kewajiban membayar zakat. Sebagai bentuk ibadah, solidaritas sosial, dan pengekangan diri, zakat memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat hubungan antar sesama umat Muslim dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Oleh karena itu, di tengah kegembiraan dan sukacita perayaan Idul Fitri, mari kita tidak lupa untuk melaksanakan kewajiban zakat dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, sehingga kita semua dapat merasakan keberkahan yang berlimpah dalam hidup ini.


Penulis: Muhammad ilzam
Judul: Ramdhan menyambut idul Fitri

Ramadan adalah bulan suci dalam agama Islam yang penuh berkah dan ampunan. Bulan Ramadan menjadi momen yang dinanti-nanti oleh umat Muslim di seluruh dunia karena keistimewaannya yang tidak tergantikan. Dalam bulan Ramadan, umat Muslim diwajibkan menjalankan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan memenuhi syarat dan rukun Yang telah di tetapkan. Namun, lebih dari sekadar menahan lapar dan haus, Ramadan mengajarkan nilai-nilai yang mendalam tentang kesabaran, pengendalian diri, dan kepedulian terhadap sesama. dalam Al Qur'an di sebutkan dalam Surat Al-Baqarah Ayat 183 yang berbunyi
  يََٰٓأيَهَُّا ٱلذَِّينَ ءَامَنوُا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱل صِيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلىَ ٱلذَِّينَ مِن قبَْلِكُمْ لَعلََّكُمْ تتَ قَّوُنَ
Artinya: " Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa "
Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur'an Al-Azhim menjelaskan bahwa ayat di atas berkenaan dengan perintah puasa yang tidak hanya kewajiban menahan diri dari makan, minum dan jimak semata. Puasa harus dilandasi dengan dengan niat karena Allah SWT, menjauhkan diri dari perbuatan yang dilarang dan tercela, serta membersihkan diri lahir dan batin.
Di dalam bulan ramadan banyak ibadah ibadah yang tidak mungkin bisa di lakukan di luar bulan ramadan Seperti Tarawih, bagi bagi takjil, dan lain lain. Kita sebagai ummat muslim Harus Banyak banyak beribadah di bulan ini , karena bulan ini adalah bulan yang penuh dengan
Rahmat dan ampunan. Sebagai mana yang Telah di sebutkan dalam hadist nya Yang berbunyi. Orang yang banyak beribadah (menghidupkan) bulan Ramadhan, maka dosa-dosanya diampuni oleh Allah swt. Rasulullah saw bersabda:
 مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تقَدَمََّ مِنْ ذ نَْبهه
Artinya: "Barangsiapa beribadah (menghidupkan) bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR Bukhari dan Muslim" ).
Menyambut Idul Fitri, yang merupakan hari raya kemenangan setelah sebulan penuh ibadah, adalah momen yang penuh kegembiraan dan haru. Saat Ramadan berakhir, umat Muslim merayakan Idul Fitri dengan berbagai tradisi yang khas dan penuh makna.
Satu hal yang membuat Ramadan begitu istimewa adalah suasana yang tercipta di sekitarnya. Di bulan ini, terasa sekali kehangatan dan kebersamaan di antara umat Muslim. Berbuka puasa bersama keluarga, sahabat, atau bahkan dengan orang-orang yang kurang beruntung menjadi momen yang sangat berarti. Ini adalah waktu untuk saling bersilaturahmi, berbagi kebahagiaan, dan mempererat tali persaudaraan.
Tidak hanya itu, Ramadan juga mengajarkan pentingnya berbagi kepada sesama. Banyak umat Muslim yang memanfaatkan bulan Ramadan untuk melakukan amal kebaikan, seperti memberikan makanan kepada yang membutuhkan, memberikan bantuan kepada anak yatim, atau menyumbangkan sebagian rezeki untuk kegiatan sosial. Hal ini menjadi bukti nyata dari ajaran Ramadan tentang kepedulian dan kemurahan hati.dan pada bulan ini juga semua ummat muslim di wajibkan untuk membayar Zakat.
Namun, di balik keindahan dan kebaikan Ramadan, terdapat juga tantangan yang perlu dihadapi. Puasa yang panjang dan cuaca yang panas menjadi ujian bagi kesabaran dan ketahanan fisik umat Muslim. Namun, dengan tekad yang kuat dan keyakinan yang teguh, mereka mampu melewati setiap rintangan dengan penuh semangat dan optimisme.
Selain itu, Ramadan juga menjadi waktu untuk introspeksi diri. Umat Muslim menggunakan bulan ini untuk merefleksikan diri, memperbaiki kekurangan, dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Ini adalah saat yang tepat untuk meningkatkan ibadah, seperti lebih rajin membaca Al-Qur'an, melakukan shalat malam, dan berdoa dengan lebih khusyuk.
Pada bulan ini ada malam Yang sangat sepesial yaitu malam Lailatul Qadar , namun malam ini sangat sulit untuk di peroleh oleh hamba yang biasa biasa saja, untuk mendapatkan malam ini ( Lailatul Qadar ) penuh perjuangan karena malam ini tidak ada yang tau kapan terjadi nya .
Seiring berjalannya waktu, semangat Ramadan dan Idul Fitri membawa dampak yang positif bagi masyarakat secara keseluruhan. Selain meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai keagamaan, momen ini juga memperkuat persatuan dan kebersamaan antarindividu dan komunitas. Dengan berbagi kebahagiaan dan saling mendukung, masyarakat dapat merasakan kehangatan dan kebahagiaan yang sejati
Ada sebuah ayat Yang menjelaskan Kembali Ke Suci Sesuai dengan artinya, seluruh umat Islam saat Idulfitri akan kembali kepada kondisi yang suci atau fitrah.Bahkan kondisi suci umat Islam ini juga diyakini kembali kondisi awal penciptaan manusia.
 فَأقَِمْ وَجْهَكَ لِلدِ ينِ حَنِيفاً ۚ فِطْرَتَ ٱللََِّّ ٱلَّتىِ فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لََ تبَْدِيلَ لِخَلْقِ ٱللََِّّ ۚ ذلَِكَ ٱلدِ ينُ ٱلْقَ يمُِ وَ لَكِنَّ أكَْثرََ ٱلنَّاسِ لََ يَعْلَمُونَ
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah "
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah
”.Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui
Dalam sebuah hadits di sebutkan
" Datangnya Idul Fitri sebaiknya disambut dengan perasaan yang gembira. Sebagaimana dalam hadits. Dari Anas radhiyallahuanhu, ia berkata, Rasulullah shallallahualaihi wasallam datang ke Madinah dan pada saat itu penduduk Madinah memiliki dua hari dimana mereka bermain-main (bersenang-senang) pada kedua hari tersebut, maka Rasulullah bertanya, "Dua hari apakah ini?", mereka menjawab, "pada masa jahiliyyah kami bersenang-senang pada kedua hari ini". Maka Rasulullah shallallahualaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menggantikan bagi kalian yang lebih baik dari kedua hari tersebut, yaitu hari Idul Adha dan Iedul Fithri." (HR. Ahmad) "
Dalam konteks global, Ramadan juga memiliki arti yang mendalam. Ia mengajarkan tentang toleransi antarumat beragama, menghormati perbedaan, dan memperkuat hubungan antarnegara. Di tengah keragaman budaya dan agama, Ramadan menjadi momentum untuk memperkuat persaudaraan universal dan membangun dunia yang lebih baik.
Sebagai kesimpulan, Ramadan adalah waktu yang penuh makna dan keberkahan. Dalam bulan ini, umat Muslim merasakan kedekatan dengan Allah SWT, meningkatkan ibadah, berbagi kebahagiaan, dan memperkuat persaudaraan. Menyambut Idul Fitri, momen kemenangan setelah perjuangan selama sebulan penuh, adalah saat yang ditunggu-tunggu dengan sukacita dan haru.
Semoga semangat Ramadan dan Idul Fitri membawa berkah dan kebahagiaan bagi semua umat Muslim di seluruh dunia.

Penulis: Atikatul adawiyah 
Judul: Ramdhan menuju idul Fitri


Ramadhan dan IdulFitri merupakan hari yang sangat dinantikan oleh seluruh umat muslim didunia. Ramadhan adalah bulan berpuasa juga disebut sebagai bulan suci dan bulan yang memiliki malam mulia yaitu, lailatuqadr (malam yang lebih baik dari seribu bulan).Dengan segala kemulian yang ada pada bulan suci ini membuat seseorang yang berhasil melewati bulan ini dengan penuh ketakwaan kepada Allah, maka iadi perumpamakan seperti bayi yang baru lahir.
Pada bulan Ramadhan kita dilatih lagi untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah, menahan nafsu dan sebagainya, maka beruntunglah orang-orang yang bisa mempertahankan apa yang sudah didapatkan selama dibulan suci hingga kebulan-bulan berikutnya. Sebaliknya, celakalah bagi orang-orang yang justru tetap saja tidak memiliki kemajuan dalam segi keimanannya. Jika sekelas Ramadhan tidak bisa merubah kebiasaan burukmu, maka tangisilah dirimu, barangkali pekatnya dosa, telah menghalangi mata hatimu, dari terangnya hidayah yang ada. Karena sebaik-baiknya dirimu jika lebih baik tiap harinya dan seburuk-buruknya dirimu yang semakin buruk tiap harinya.
Tapi, kebanyakan umat muslim di Indonesia itu terfokusnya pada IdulFitri bukan Ramadhannya. Itulah alasan kenapa setiap awal Ramadhan masjid ramai karena banyaknya orang melaksanakan sholattarawih,tetapi saat pertengahan puasa hingga menjelang akhir masjid mengalami kemajuan shaf, itu karena para masyarakat muslim mulaimenyiapkanhal-halyangdibutuhkanuntukmerayakanIdulFitri.Sehinggamereka tidaklagiterfokuspadaRamadhannyatetapipadaIdulFitrinya.Padahalpadahari-hari terakhirbulanRamadhanterdapatbeberapakeutamaandiantaranya,lailatulqadr(malam yanglebihbaikdariseribubulan).NabiMuhammadSAWsajameningkatkanintensitas ibadahdisepuluhhariterakhirbulanRamadhan.RasulullahSAWsangatbersungguhsungguhberibadahpada10hariterakhirbulanRamadan,melebihikesungguhan beribadahdiselainmalamtersebut.10malamterakhiradalahmalam-malamyangpaling dicintaiolehRasulullahSAW.UmatIslamdisarankanuntukberibadah,terutamaibadah malampada10hariterakhirRamadhan.
SelanjutnyaialahIdulFitri.Setelahberperangmengendalikanhawanafsuselamasebulan menunaikanibadahpuasaRamadhan.UmatIslamakanmerayakanHariRayaIdulFitri yangjugadisebutharirayakemenangan.Manifestasipengejawantahankemenangandan kefitraanakanterlihatpadasejauhmanahablumminallah(hubungandenganAllah) terjagadenganbaikdapatmenjelmadalamhablumminannas(hubungandenganmanusia). IdulFitribukansepertiturnamenyangkemenangannyaharusdirayakandenganeuforia danpenuhkebanggaan.KemenanganIdulFitriadalahumatIslamberhasilmeraih kematanganspiritualdansosialsetelahsatubulanpenuhdididikdimadrasahRamadhan.
Momenkemenangandankefitraanyangdiraihkarenasuksesberibadahpuasa,sukses mengendalikanhawanafsu,patutdimanifestasikandalammaknayangsebenarnya,meraih suksesibadahpuasa,mencapaispiritualilahiyah,sekaligusmembumikanhakekathidup kemanusiaan.PascaRamadhantetapistiqamahmenjalankanperintahAllahSWTdan meninggalkanlarangan-Nya,padasaatyangsamamembumikannilaikasihsayangdan kepeduliansosial.
IbadahpuasatidakcukupmenjadikanseseorangsebagaihambaterbaikdihadapanAllah, kecualidisempurnakandenganzakatfitrah.Rajinshalatternyatatidakcukupbaikdi hadapanAllah,jikamasihadapermusuhandancaciandiantarasesama.Hariyangfitridan harikemenanganadalahharidimanaumatIslammenangsecaraspiritual,suksesmenjadi hamba,sekaliguskemenangansosialsuksesmembumikankepeduliandankepekaan sesamamanusia,giatberbagidanmerasakankepedihansesama.


Penulis: Ericha rohmatillah
Judul: Ramdhan menyambut idul Fitri

Bulan ramadhan adalah bulan yang dinantikan seluruh ummat muslim di dunia, setiap ummat muslim berlomba-lomba melakukan ibadah. Bulan ramadhan memiliki keutamaan yaitu diantaranya karena pada bulan ini kitab suci Al-Qur'an pertama kali di turunkan. Berpuasa pada bulan ramadhan bukan hanya menahan lapar dan haus tetapi untuk memperoleh pahala banyak kegiatan yang bisa dilakukan.
Bulan ramadhan merupakan bulan yang diberkahi. dalam setahun terdapat 12 bulan, di semua bulan baik di hadapan Allah. Namun, semua kebaikan dan keistimewaan di dua belas bulan terdapat di bulan ramadhan. Di bulan ramadhan pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.
Dalam minggu terakhir bulan ramadhan kita lebih meningkatkan ibadah, terutama pada ke 10 malam terakhir bulan ramadhan merupakan waktu-waktu yang sangat baik karena terdapat malam Lailatul qadar, di malam lailatul qadar di isi dengan memperbanyak doa, zikir. Bulan ramadhan juga bulan pengampunan dosa, apabila kita selama berpuasa kita puasa dengan baik maka ketika hari raya idul Fitri dosa-dosa kita diampuni bagaikan bayi yang baru lahir. Idul Fitri juga sebagai sarana memohon ampunan kepada Allah SWT atas semua dosa-dosa yang telah dilakukan.
Di penghujung Ramadhan kita semua akan melepas bulan mulia di tahun ini dan kita akan menyambut hari raya idul fitri yaitu hari kemenangan pada tanggal 1 syawal. Ummat Islam mungkin merasakan kesedihan saat mereka mengucapkan selamat tinggal pada bulan ramadhan.
setiap tahunnya seluruh ummat muslim di seluruh dunia merayakan keistimewaan hari raya idul Fitri setelah melaksanakan ibadah puasa di bulan ramadhan, serangkaian silaturahmi dan bermaaf-maafan dan berkumpul bersama keluarga dilakukan di hari raya idul Fitri. Idul Fitri sebagai waktu untuk amal yang dikenal sebagai zakat fitrah. Dimalam hari di akhir bulan ramadhan, ummat Islam menunaikan zakat fitrah agar ibadah puasa sempuna. Ibadah puasa tidak akan cukup menjadikan seorang hamba terbaik dihadapan Allah SWT, kecuali mereka disempurnakan dengan zakat fitrah.
Hari raya idul Fitri bukan hanya kembali pada yang suci, tetapi idul Fitri yaitu sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Idul Fitri di sambut dengan penuh kegembiraan oleh ummat muslim di seluruh dunia menggemakan takbir dan melakukan solat id. Pada hari raya idul fitri bagi semua ummat Islam untuk mengeraskan takbir bagi laki-laki dan pelan bagi perempuan disunahkan untuk bertakbir di perjalanan ketika shalat id, disunahkan mandi sebelum shalat id, memakai pakaian terbaik, pergi menuju lapangan tempat pelaksanaan shalat id.
Jika selama bulan ramadhan kita di gembleng untuk menahan lapar dan haus sehingga kita bisa merasakan bagaimana menjadi orang yang hidupnya kekurangan, maka ketika saat hari idul Fitri kita sebagai puncak empati kita sebagai ummat muslim.
Pada hari raya idul Fitri biasanya indentik dengan hidangan makanan-makanan yang manis saking bahagianya kita menyambut hari raya idul Fitri semua ummat islam bersukaria dalam menyambut nya. Pada malam menjelang hari raya idul Fitri mengumandangkan takbir adalah amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw. Biasanya ummat muslim di jalan atau masjid untuk mengumandangkan takbir. Tradisi mengumandangkan takbiran ini menunjukkan rasa kebersamaan antara sesama muslim menjelang lebaran.
Kita bisa meluangkan waktu di malam idul Fitri untuk melakukan ibadah witir, tahajud. Dan berdoa agar ramadhan tahun ini bukan yang terakhir melainkan bisa berjumpa di ramadhan selanjutnya.


Nama penulis: Sulalah khairina 
Judul: MERAIH HIKMAH RAMADHAN, MENYONGSONG IDUL FITRI DENGAN
HATI YANG BERSIH

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah dan hikmah. Sebulan penuh berpuasa, berdoa, dan beribadah membawa kita pada suatu proses transformasi spiritual yang mendalam. Bulan Ramadhan merurpakan bulan dimana kita harus berusaha untuk membersihkan jiwa dan badan kita, sebuah proses yang dikenal sebagai tazkiyatun nafsi dan tazkiyatun badan. Melalui ibadah puasa, kita diajarkan untuk menahan diri dari hawa nafsu dan keinginan duniawi, sebagai Latihan disiplin diri yang membantu kita untuk mengendalikan diri kita dan menjalani hidup yang lebih seimbang dan sehat. Selain itu, puasa juga membantu kita untuk merasakan apa yang dirasakan oleh mereka yang kurang beruntung, yang mungkin tidak memilki makanan dan minuman yang cukup, yang bisa membangkitkan rasa empati dan kepedulian kita terhadap sesama. Namun, Bulan Ramadhan bukan hanya tentang puasa fisik. Melainkan juga puasa mental dan spiritual, yang merupakan waktu intropeksi diri, merenungkan kehidupan kita, berusaha untuk menjadi yang lebih baik, dan waktu untuk memperbarui komitmen kita terhadap agama dan nilainilai moral yang kita pegang teguh.
 Melalui Ibadah puasa, shalat tarawih, dan berbagai ibadah lainnya, kita diajak untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan meraih hikmah-hikmah yang ada didalamnya. Hikmah Ramadhan yang pertama adalah peningkatan kesabaran dan ketahanan diri. Puasa mengajarkan kita untuk menahan lapar dan dahaga sebagai bentuk Latihan kesabaran. Kita juga belajar untuk menahan diri dari berbicara kasar, berbohong, dan berbuat dosa lainnya. Hikmah kedua adalah peningkatan kepekaan dan empeti terhadap orang lain. Dengan merasakan lapar dan dahaga kitab bisa memahami apa yang dirasakan oleh mereka yang tidak memiliki cukup makanan dan minuman setiap hari. Hikmah ketiga adalah kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa dan kesalahan. Ramadhan adalah bulan ampunan, dan dimana pintu-pintu surga dibuka lebar.
Ketika Ramdhan berakhir, kita menyambut hari raya Idul Fitri. Hari kemenangan, hari di mana kita Kembali ke fitrah kemanusiaan yang suci, dan hari di mana kita merayakan keberhasilan kita dalam menunaikan puasa dan ibadah lainnya selama sebulan penuh. Namun, Idul Fitri bukan hanya tentang perayaan, Idul Fitri juga merupakan waktu untuk merenung dan meraih hikmah dari pengalaman Ramadhan kita. Waktu untuk mengevaluasi diri kita dan melihat sejauh mana kita telah berkembang secara spiritual dan moral. Serta waktu untuk merenungkan tentang bagaimana kita bisa menerapkan Pelajaran yang telah kita pelajari selama Ramadhan dalam kehidupan seharihari kita.
Dengan hati yang bersih dan penuh cinta, kita dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik. Membersihkan hati berarti melepaskan segala bentuk kebencian, dendam, dan negasivitas. Membersihkan hati merupakan proses yang yang membutuhkan kesadaran dan usaha. Hati yang bersih merupakan sumber kebahagiaan dan kedamaian.
Dengan demikian, Ramadhan dan Idul Fitri bukan hanya tentang ritual dan perayaan, tetapi juga tentang transformasi diri dan pembaharuan komitmen terhadap nilai-nilai yang kita pegang teguh.


Nama penulis: Moh. Ferdiansyah
Judul: Ramadhan menyambut idul Fitri

Tidak kerasan ramadhan sudah hampir selesai, hari raya idul fitri akan segera tiba. Selama satu bulan kita berpuasa Allah SWT mendorong umat muslim untuk memperbanyak ibadah, ada yang senantiasa tadarus Al-quran ,rajin solat tarawih, bersedekah dan ibadah-ibadah lainnya. Di penghujung ramadhan kita semua siap untuk melepas kepergian bulan mulia ini sekaligus bersiap menyambut hari kemenangan seluruh umat muslim yakni hari raya idul fitri.
Hari raya idul fitri adalah hari dimana umat muslim bersuka cita, ada yang memakai baju baru , berkumpul sanak keluarga dan sejumlah momen bahagia lainnya. Rasulullah saw menganjurkan untuk senantiasa selalu bahagia di hari raya idul fitri karena idul fitri melambangkan hari kemenangan umat muslim. Persiapan menjelang lebaran tentunya ada sesuatu kewajiaban yang harus setiap muslim laksanakan yaitu membayar zakat fitrah. Karena zakat fitrah merupakan kewajiban di bulan puasa sebelum lebaran tiba. Dan tentunya masih banyak persiapan-persiapan yang harus dilkukan menjelang lebaran , mulai dari membersihkan rumah, belanja bahan makanan, mencuci perlengkapan ibadah dan sebagainya.
Berbicara idul fitri maka kita harus mengetahui esensi dari idul fitri tersebut. Di hari raya idul fitri kita boleh bahagia, kita boleh senang menyambut datangnya hari lebaran namun kita tidak boleh berlebihan , karena masih banyak saudara-saudara kita yang belum tentu bisa merasakan momen bahagia di hari raya idul fitri. Bisa jadi kita sedang menikmati makanan-makanan lezat , memakai sandal baru, baju baru tapi masih banyak saudara-saudara kita yang belum tentu bisa merasakan kenikmatan di hari lebaran. Idul fitri bukan ajang untuk pamer kekayaan ataupun bukan ajang untuk memakai baju yang paling bagus di hari lebaran, melainkan lebaran ini sebagai momentum mempererat persaudaraan dan memperkuat tali silaturrahim antar umat muslim.
Syeikh Abdul Hamid al-maliki as-syafiie dalam kanzun najah was surur mengatakan
ليس العيد لمن لبس الجديد انماالعيد لمن طاعاته تزيد وكل يوم لا يعصى فيه فهو عيد
Artinya,’’bukanlahdisebuthariid(harirayaidulfitri)bagiorangyangmengenakan (pakaian)baru.Hariidsesungguhnyaadalahketikaketaatanseseorangmeningkat. Setiaphariketikaiatidakmelakukanmaksiat,makahariitudinamakanid’’(AbdulHamid al-makkiasyafi’i,kanzunnajahwassurur,2009;h.263).
Apa yang di katakan syeikh hamid di atas menegaskan bahwa esensi hari raya idul fitri sejauh mana kita mampu menjaga konsistensi ibadah kita kepada Allah SWT dan berbuat baik terhadap sesama manusia, serta selalu istiqomah dalam menjalankan perintah Allah dan larangannya. sikap saling berbagi dan peduli adalah makna terdalam dari hari raya idul fitri,dan hal itulah yang sepatutnya kita persiapkan untuk menyambut datangnya hari raya idul fitri
Kesimpulannya kita sesama muslim di momen hari raya ini mari apa yang sudah kita tanam di bulan puasa jangan di rusak setelah hari raya, isi hari raya dengan kualitas diri yang lebih baik dari sebelumnya. Telaah makna hari raya ini dengan sebaik baiknya. Spirit untuk berbuat kebaikan harus terus di jaga sama seperti kita beramal di bulan ramadhan. Datangnya idul fitri berarti tuntas sudah ramadhan tahun ini menemani, semoga amal kita di bulan ramdhan kali ini di terima oleh Allah SWT dan senantiasa di pertemukan dengan ramadhan yang akan datang. Karna itu Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berdoa’’ Ya Allah sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan ‘’ dengan begitu, kesan-kesan baik yang di peroleh selama bulan suci akan terus terpelihara hingga tahun mendatang Insyaallah.


Nama penulis: fadilaturrahmah 
Judul: HARMONI RAMADHAN: MENYAMBUT IDUL FITRI DENGAN
KEDAMAIAN DAN KEBAHAGIAAN


Ramadhan, bulan suci umat Islam, telah lama menjadi momen yang paling dinanti-nantikan setiap tahunnya. Dalam bulan penuh berkah ini, umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa, meningkatkan kegiatan ibadah, serta memperdalam hubungan spiritual dengan Allah SWT. Namun, selain sebagai bulan ibadah, Ramadhan juga merupakan waktu di mana nilai-nilai kedamaian dan kebahagiaan terpancar dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Dalam karya tulis ilmiah opini ini, akan dibahas mengenai pentingnya menjaga harmoni di bulan Ramadhan serta bagaimana menyambut Idul Fitri dengan kedamaian dan kebahagiaan.
Harmoni dalam Kehidupan Sehari-hari
Bulan Ramadhan membawa kedamaian dan kebersamaan di antara umat Muslim. Saat menjalankan puasa, umat Islam berusaha meningkatkan ibadah dan memperbaiki perilaku mereka. Ini menciptakan lingkungan yang lebih harmonis di antara sesama, di mana toleransi, kepedulian, dan pengampunan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.
Menjaga harmoni di bulan Ramadhan bukanlah tugas yang mudah, terutama di tengah kesibukan dan tekanan kehidupan modern. Namun, nilai-nilai keislaman mendorong umat Islam untuk tetap tenang dan sabar dalam menghadapi cobaan serta menjaga hubungan baik dengan sesama manusia. Dengan demikian, Ramadhan menjadi waktu yang tepat untuk memperbaiki hubungan yang retak dan membangun kembali kedamaian dalam komunitas. Al-Qur'an menekankan pentingnya perdamaian dan kebaikan antar sesama manusia, bahkan ketika dihadapkan pada kesulitan dan ujian:
"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap sesuatu yang kamu sendiri telah memalsukan dusta di dalamnya, 'Ini halal dan ini haram,' untuk mencari-cari keuntungan dengan mengadaadakan terhadap Allah dusta. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan terhadap Allah dusta tidak akan beruntung." (Q.S. Al-Nahl: 116)
Dari ayat ini, kita diajarkan untuk tidak hanya memperhatikan hubungan kita dengan Allah, tetapi juga hubungan kita dengan sesama manusia. Menjaga kedamaian dan harmoni dalam hubungan sosial merupakan bagian integral dari ibadah puasa Ramadhan.
Menyambut Idul Fitri dengan Kedamaian
Idul Fitri, sebagai penutup dari bulan Ramadhan, adalah momen puncak kebahagiaan bagi umat Islam. Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah dan meningkatkan kegiatan keagamaan, umat Islam menyambut Idul Fitri dengan penuh sukacita dan syukur atas nikmat Allah SWT. Namun, kebahagiaan sejati dalam menyambut Idul Fitri hanya dapat diraih jika diiringi dengan kedamaian dalam hati dan hubungan dengan sesama.
Kedamaian adalah kunci utama dalam mencapai kebahagiaan yang hakiki. Saat seseorang hidup dalam lingkungan yang penuh dengan ketenangan dan harmoni, hatinya pun menjadi tenteram dan bahagia. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Institute of Economic Affairs, diketahui bahwa orang yang hidup dalam lingkungan yang penuh dengan konflik sosial cenderung memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang hidup dalam kedamaian. Oleh karena itu, menjaga harmoni dan kedamaian dalam masyarakat selama Ramadhan akan memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kebahagiaan umat Muslim.
Kedamaian dalam menyambut Idul Fitri dapat dicapai dengan mengampuni kesalahan sesama, merajut kembali tali silaturahmi yang terputus, serta menyebarkan kebaikan dan kebahagiaan kepada orang-orang di sekitar kita. Saat menyambut Idul Fitri dengan kedamaian, umat Islam juga diharapkan untuk menjaga kebersihan diri, lingkungan, dan hati dari segala bentuk kebencian dan prasangka.
Kebahagiaan dalam Keterbukaan dan Kepedulian
Selain menjaga kedamaian, kebahagiaan dalam menyambut Idul Fitri juga terwujud melalui keterbukaan dan kepedulian terhadap sesama. Ramadhan mengajarkan umat Islam untuk berbagi rezeki dengan orang-orang yang membutuhkan, baik dalam bentuk zakat, sedekah, maupun kegiatan sosial lainnya. Dengan berbagi, umat Islam tidak hanya memberikan kebahagiaan kepada orang lain, tetapi juga merasakan kebahagiaan yang mendalam dalam hati mereka sendiri.
Kebahagiaan dalam keterbukaan juga tercermin dalam sikap toleransi dan penerimaan terhadap perbedaan. Di bulan Ramadhan, umat Islam belajar untuk menghormati dan menghargai keragaman budaya, agama, dan kepercayaan, serta menjalin hubungan yang harmonis dengan seluruh umat manusia.
Dalam karya tulis ilmiah opini ini, telah dibahas mengenai pentingnya menjaga harmoni di bulan Ramadhan serta bagaimana menyambut Idul Fitri dengan kedamaian dan kebahagiaan. Bulan suci Ramadhan memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk meningkatkan hubungan dengan Allah SWT, memperbaiki hubungan dengan sesama, serta mengekspresikan nilai-nilai kemanusiaan melalui kepedulian dan keberbagian.
Dalam menyambut Idul Fitri, umat Islam dihimbau untuk mempertahankan kedamaian dalam hati dan hubungan dengan sesama, serta merayakan kebahagiaan dengan keterbukaan, kepedulian, dan toleransi. Dengan demikian, Ramadhan bukan hanya menjadi bulan ibadah, tetapi juga momentum untuk menciptakan dunia yang lebih baik, lebih damai, dan lebih bahagia bagi seluruh umat manusia.

Nama penulis: Ubaidillah
Judul: bulan Ramadhan

Memasuki bulan Ramadhan, umat Muslim di seluruh dunia menyambut datangnya bulan suci ini dengan penuh antusias. Ramadhan tidak hanya menjadi momentum untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah, namun juga menjadi waktu yang tepat untuk mempererat tali silaturahmi dan menciptakan keharmonisan di tengah masyarakat, bahkan keluarga. Dalam suasana Ramadhan yang penuh berkah ini, kita diingatkan untuk saling memaafkan, menghargai, dan mempererat hubungan dengan sesama. Sebagai umat beragama, kita memiliki kewajiban untuk saling menghormati dan menjaga kerukunan, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Ramadan 2024 dapat kita jadikan sebagai momen yang sangat istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Setelah dua tahun terakhir merayakan Idul Fitri di tengah pandemi COVID-19, dan mulai lunturnya keharmonisan lebaran, pada tahun 2024 diharapkan situasi akan lebih kondusif dan memungkinkan umat Muslim untuk merayakan Lebaran dengan lebih leluasa.
Keharmonisan akan menjadi ciri khas perayaan Idul Fitri 2024. Setelah melalui bulan Ramadan yang penuh dengan ibadah, introspeksi diri, dan penguatan iman, umat Muslim akan menyambut Lebaran dengan hati yang damai, penuh kasih sayang, dan semangat persaudaraan. Keluarga-keluarga akan berkumpul, saling bermaaf-maafan, dan menikmati kebersamaan. Tetangga dan teman akan saling mengunjungi, berbagi kebahagiaan, dan memperkuat tali silaturahmi. Masyarakat akan bersatu padu dalam merayakan kemenangan setelah menjalankan ibadah puasa selama Ramadan diharapkan, umat Muslim dapat lebih meningkatkan ibadah dan tradisi Lebaran dengan lebih khusyuk dan bermakna. Masjidmasjid akan lebih ramai dengan jemaah yang antusias menunaikan shalat tarawih, tadarus AlQuran, dan berbagai kegiatan spiritual lainnya.
Semoga perayaan Idul Fitri dapat menjadi momentum bagi umat Muslim untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, memperkuat persaudaraan, dan mewujudkan keharmonisan di tengah masyarakat. Semoga kebahagiaan, kedamaian, dan keberkahan Tuhan senantiasa menyertai kita semua. Salah satu bentuk keharmonisan yang dapat kita wujudkan adalah dengan saling memaafkan. Dalam ajaran Islam, memaafkan orang lain merupakan suatu kebajikan yang sangat dianjurkan. Dengan saling memaafkan, kita dapat memulihkan hubungan yang mungkin sempat retak, serta menciptakan suasana yang damai dan penuh kasih sayang.
Selain itu, kita juga dapat mempererat tali silaturahmi dengan saling mengunjungi dan bersilaturahmi. Tradisi mudik atau pulang kampung menjelang Idul Fitri menjadi salah satu bentuk nyata dari upaya mempererat hubungan keluarga dan masyarakat. Melalui silaturahmi, kita dapat saling berbagi cerita, pengalaman, dan saling mendoakan satu sama lain. Keharmonisan juga dapat diwujudkan dengan saling berbagi dan membantu sesama. Dalam bulan Ramadhan, umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan kepedulian sosial, seperti memberikan zakat, infak, dan sedekah kepada mereka yang membutuhkan. Dengan berbagi, kita dapat menumbuhkan rasa empati dan solidaritas di tengah masyarakat, kita juga dapat menciptakan keharmonisan dengan saling menghargai perbedaan. Dalam masyarakat yang majemuk, kita harus menghargai keberagaman dan saling menghormati satu sama lain, termasuk dalam hal keyakinan dan tradisi. Dengan saling menghargai, kita dapat menciptakan suasana yang damai dan toleran.
Menjelang Hari Raya Idul Fitri, marilah kita bersama-sama mewujudkan keharmonisan di tengah masyarakat. Dengan saling memaafkan, mempererat tali silaturahmi, berbagi, dan menghargai perbedaan, kita dapat menciptakan suasana yang penuh dengan kasih sayang, persaudaraan, dan kebersamaan. Semoga di penghujung bulan Ramadhan ini, kita dapat menyambut Hari Raya Idul Fitri dengan hati yang suci, pikiran yang jernih, dan jiwa yang tenang. Semoga keharmonisan yang kita bangun dapat terus terjaga dan menjadi teladan bagi generasi selanjutnya.


Pamekasan, 1 April 2024 Fradiksi IAIN Madura 

Komentar

Posting Komentar

Silahkan berkomentar sesuai topik yang dibicarakan, gunakan kata-kata yang baik dan tidak mengandung sara, p*rn*gr*fi, dan sebagainya. Setiap komentar yang anda kirimkan akan sangat berharga bagi kami. Terimakasih!

Postingan populer dari blog ini

Pembuatan buku tabungan 300 penerima beasiswa Kip-k 2024

Pembekalan Training New members of Bidikmisi kip-k 2024

Opening Ceremony Train B Kip-k 2024